Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam
,basa atau netral. Kita dapat menentukan apakah zat atau senyawa itu asam, basa atau netral
dengan menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa indikator universal
atau lakmus biru - lakmus merah yang dibuat
di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan
dari alam.Indikator asam-basa alami menggunakan bahan-bahan dari alam seperti
bunga sepatu, bunga mawar, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.
Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna
yang memberi warna
berbeda dalam larutan
asam dan larutan
basa.
Teori asam basa juga
mengalami beberapa pengembangan. Asam dinyatakan merupakan suatu senyawa yang
memiliki pH lebih kecil dari 7. <7 merupakan pH netral dari reaksi >. Sedangkan basa adalah senyawa
yang memiliki pH lebih besar dari 7. Batas maksimum pH suatu senyawa adalah 14.
Dari hal tersebut kita dapat menuliskan bahwa pH + pOH = 14. Menurut Arrhenius,
asam merupakan zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan. Sedangkan basa
sukar larut dalam air karena basa memiliki ion hidroksida. Suatu asam dikatakan
hipotetis apabila asam tersebut tidak stabil sehingga segera terurai menjadi
zat lain.
Teori Arrhenius masih memiliki kelemahan, bahwa tidak semua reaksi
asam harus berlangsung dalam larutan. Kemudian Bronsted-Lowry mendefinisikan
asam dan basa dengan mengatakan bahwa asam merupakan donor proton sedangkan
basa merupakan akseptor proton. Menurut Bronsted-Lowry, asam dan basa ini akan
menghasilkan suatu pasangan konjugasi, yaitu suatu pasangan ketika asam
melepaskan ion H+ nya kepada basa atau akseptor.
Untuk melengkapi
teori-teori diatas, Lewis juga mengemukakan bahwa asam dan basa merupakan
perpindahan electron dari suatu senyawa ke senyawa lainnya. Asam berperilaku
sebagai akseptor pasangan elektron sedangkan basa sebagai donor pasangan
elektron.
Tetapi kita tidak dapat
mengenali semua jenis asam basa hanya dengan melihatnya. Sebagai contoh, Asam
Klorida (HCl) yang berwarna bening. Kita tidak dapat langsung mengenali senyawa
tersebut merupakan jenis asam atau basa. Untuk tujuan itulah digunakan suatu
indikator. Indikator yang sering kita temui adalah kertas lakmus seperti lakmus
merah dan lakmus biru. Lakmus ini merupakan salah satu indikator yang dapat
digunakan untuk menentukan keasaman maupun basa nya suatu senyawa.
Indikator lainnya yang
biasa dipakai adalah indikator universal. Indikator Universal adalah indikator
pH yang merupakan campuran berbagai senyawa yang dapat menjangkau pH dari range
1 sampai 14. Indikator Universal biasanya merupakan campuran dari air,
methanol, fenolftalein, methyl merah, dan bromtimol biru.
Berdasarkan percobaan
diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa untuk pH 0-3 menghasilkan warna merah,
3-6 menghasilkan warna oranye/ungu, 7 menghasilkan warna hijau, 8-11
menghasilkan warna biru, dan 11-14 menghasilkan warna biru kekuningan sampai
kuning.
Walau demikian, warna
yang diberikan tentunya memiliki jangkauan yang terbatas. Batas-batas pH ketika
indikator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan warna indikator
tersebut.
Yang menyebabkan tanaman
dapat digunakan sebagai indikator alami adalah karena molekul antosianin yang
terdapat didalam tumbuhan dapat menghasilkan warna yang berbeda pada suasana
asam maupun basa. Sebagai contoh, dari tabel diatas kita dapat menyatakan bahwa
larutan bersifat asam kuat ketika warna indikatornya menjadi merah dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar